Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Metode Ilmiah

Mempelajari biologi sama seperti ilmu lainnya berawal dari fakta fakta yang ada di alam kemudian ditarik kesimpulan berdasar alur pikir yang jelas yakni melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi :

Menemukan dan merumuskan masalah
Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah menemukan masalah lalu,masalah yang ditemukan dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya,ringkas,jelas,dan bermakna.
Metode perumusan masalah dilakukan dengan menemukan masalah terlebih dahulu kemudian merumuskannya. Misalnya:

Masalah: Pertumbuhan biji kecambah kacang hijau berbeda pada daerah yang terkena cahaya dengan daerah gelap.
Rumusan masalah: Adakah perbedaan pertumbuhan biji kecambah kacang hijau pada daerah terkena cahaya dengan daerah gelap?
Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan beberapa variabel. Variabel adalah faktor-faktor yang mempengaruhi masalah. Dalam metode ilmiah dikenal empat variabel yaitu:
  • Variabel bebas yaitu suatu variabel yang dipilih serta diukur oleh peneliti untuk menentukan adanya suatu hubungan pada keadaan atau kejadian yang diteliti oleh peneliti. Variabel ini dapat mempengaruhi variabel lain.
  • Variabel terikat  yaitu hasil dari pengaruh variabel bebas.
  • Variabel control (terkendali) yaitu perlakuan yang sama pada semua percobaan.
  • Variabel penggangu yaitu varibel yang tidak dikehendaki namun dapat mengganggu hasil penelitian.


Mengumpulkan informasi atau data-data
Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan, membaca buku refrensi, mewawancarai para ahli dan mencari data informasi dari hasil obsevasi.

Menyusun hipotesis atau dugaan sementara
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis terbagi dua macam yaitu hipotesis nol dan hipotesis kerja.

  • Hipotesis nol (hipotesis statistic) yaitu dgaan sementara yg menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
  • Hipotesis kerja (hipotesis alternative). Dugaan sementara yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis.

  • Tahap persiapan percobaan dengan menentukan alat dan bahan, menyusun cara kerja, penjabaran variabel, menentukan waktu percobaan dan uji coba model percobaan.
  • Tahap perlakuan percobaan. Dalam percobaan terdapat dua kelompok yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan ( kelompok control) dan kelompok yang diberikan perlakuan (eksperiman).

Mengolah hasil percobaan (analisis data)
Analisis data kuantitatif memerlukan perhitungan statistic. Hasil analisis kualitatif dan data kuantitatif kemudian digunakan untuk menjawab hipotesis yang pernah diajukan dan sebagai dasaruntuk mengambil kesimpulan.

Membuat kesimpulan 
Kesimpulan merupakan sjawaban yang sebenarnya dari hipotesis yang pernah diajukan . hipotesis diterima apabila sesuai dengan hasil percobaan namun bila hipotesis tidak sesuai dengan hasil percobaan maka hipotesis ditolak.

Mengomunikasikan hasil penelitian
Mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan membuat laporan atau karya tulis ilmiah lainnya. Dalam pembuatan laporan harus sistematis, secara garis besar sistemaika laporan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Tinjauan Pustaka
c. Hipotesis (jika perlu)
d. Metode Penelitian
e. Hasil dan Pembahasan
f. Kesimpulan dan Saran
g. Daftar Pustaka
h. Lampiran-lapmpiran

Keselamatan Kerja di Laboratorium


Laboratorium merupakan ruangan yang didalamnya terdapat bahan dan peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ilmiah, melakukan penelitian, praktik pembelajaran, pengujian, atau kalibrasi alat tertentu. Bekerja di laboratorium dengan nyaman akan membantu kelancaran aktifitas kerja dan terhinda dari kecelakaan. Kecelakaan di laboratorium dapat disebabkan oleh kelalaian manusia, bahan kimia, peralatan yang mudah pecah, serta sarana prasarana penunjang.  Upaya pencegahan kecelakaan tersebut dapat dilakukan dengan membangun budaya keselamatan kerja melalui memahami pedoman pelaksanaan kerja di laboratorium. Bahan kimia harus disertakan label  berdasarkan sifatnya, dan mencantumkan nama, konsentasi, dan tanggal pembuatan. Peralatan laboratorium umumnya terbuat dari gelas karena tahan panas dan bahan kimia, namun mudah pecah. Maka peralatan gelas harus disimpan dengan tertata dan digunakan sesuai fungsi dan cara pemakaiannya. Sarana dan prasarana harus diperhatikan dengan baik agar terhindar dari kecelakaan kerja, misalnya saluran air bersih, saluran pembuangan, dan saluran listrik harus diperiksa secara rutin.

Sifat Bahan
Contoh
Explosive (E)
Bahan bahaya mudah meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan, dan gesekan.
Kalium klorat (KClO3), ammonium nitrat (NH4NO3), dan TNT (C6H2(NO2)3CH3)
Toxic (T)
Bahan kimia yang bersifat racun, menyebabkan kematian atau sakit serius jika masuk kedalam tubuh melalui pernapasan atau penyerapan melalui kulit.
Karbon tetraklorida (CCl4), hidogen sulfida (H2S), dan benzena (C6H6).
Corrosive (C)
Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusakan jaringan hidup, iritasi kulit, gatal-gatal dan melepuh.
Asam sulfat (H2SO4), asam  nitrat (HNO3), dan asam klorida (HCl).
Flammable (F)
Bahan mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan logam panas, dan loncatan api.
Eter (C5H5OC2H5), karbon disulfida (CS2), dan asetilina (C2H2).
Harmful (Xn)
Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernapasan apabila kontak dengan kulit, dihirup, atau ditelan
Soda api (NaOH), fenol (C6H5OH), dan klorin (Cl2).
Oxidising (O)
Bahan kimia mengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, dan bahan pereduksi
Kalium permanganate (KMnO4), peroskida (H2O2), dan kalium dikromat (K2C2O7).
Dangerous for the environtment (N)
Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan kehidupan.
Perak nitrat (AgNO3), merkuri klorida (Hg2Cl2), dan merkuri diklorida (HgCl2).
Previous
Next Post »
0 Komentar