Susu
merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Disamping
memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya akan
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Golongan
mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi
susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai
dasar dalam proses pembuatan yoghurt.
Yoghurt merupakan salah atu jenis minuman yang termasuk dalam minuman penyegar.
Untuk
memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu yang berkualitas
baik pula. Sus yang berkualitas baik ini berasal dari hewan yang sehat,
mempunyai bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selain itu, kualitas
yoghurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis
bakteri yang diguankan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan
setelah fermentasi.
1 ALAT
1. Panci email
2. Kompor atau alat pemanas lainnya
3. pH meter atau kerta pH
2 BAHAN
1. Susu sapi segar sebanyak satu liter
2. Biakan murni bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
B.
CARA KERJA
- Panaskan susu yang akan difermentasi pada suhu 900C selama 15-30 menit.
- Dinginkan susu yang telah dipanaskan sampai suhunya mencapai 400C.
- Inokulasikan biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Sebanyak 2% dari jumlah susu yang akan difermentasikan, kemudian tutup tempat susu tersebut
- Simpanlah susu yang telah diinokulasikan tersebut dalam ruangan yang bersuhu sekitar 430C selama tiga jam atau smpai tercapai pH 4-5.
- Dinginkan susu yang telah mencapai pH 4-5 pada suhu 5oC untuk selanjutnya dikemas dalam botol atau tempat lainnya.
Catatan:
1.
Biakan murni bakteri Lactobacillus
dan Streptococcus dapat diganti dengan bibit yang diambil dari pembuatan
yoghurt sebelumnya.
2.
Untuk menambah selera dalam
mengkonsumsi, produk yang diperoleh dapat dicampur dengan sirup atau yang
sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi
rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar
(Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung.
Djumali
Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi
Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta.
Elan
Suherlan, 1994, Bioteknologi Bahan Pangan,
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung.
-----------------,
Adi Rahmat dan Amprasto, 1995, Pembuatan
Minyak Secara Fermentasi Dengan Menggunakan Jamur Ragi, Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Bandung.
-----------------,
Ammi Syiulasmi, BR Simangunsongm Toeti S. Pudjiharto, dan Soesy Asyiah, 1994,
Peningkatan Keterampilan Penerapan Pengetahuan Biologi Dalam kehidupan
Sehari-hari Bagi Guru-guru SD di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung, Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Bandung.
F.G.
Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi
Pangan, Gramedia, jakarta
Hartman,
T.H., and D.E Kester, 1968, Plant
Propagation, Prentice hall Inc., Englewood Cleffs, New Jersey.
Hendro
Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan
Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Hieronymus
B. Santoso, 1995, Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor, Nova, No. 376/VIII, hal.
XXII.
Lembaga
Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan
Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti.
Olsen,
H.S., 1988, Aqueous Enzymatic Extraction Of Oil From Seed, In: Food Science And Technology In Industrial
Development, S. Maneepun et al (ed.), Vol I, bangkok, p.30-37.
Pusat
Pendidikan dan Latihan Pertanian, badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan
Pertanian, 1975, Lembaran Petunjuk
Latihan Teknologi Makanan, Pendidikan Guru Pertanian, PGP-Kejuruan
Teknologi Makanan, Yogyakarta.
Slesser,
M. and C. Lewis, 1979, Biological Energy
Resources, London, E & F N. Spon Ltd., A Halsted Press Book, John Wiley
& Sons, New York.
Stainier,
R. Y., M. Doudorroff, and E. A. Adelberg, 1970, The Microbial World, Prentice Hal of Japan Inc., Tokyo.
Sub
Balittan Pasar Minggu, 1983, mempertahankan
Kesegaran Buah-buahan dan Sauran, Balai Penelitian Hortikultura Lembang,
bandung
0 Komentar