Rumah Tangga Produsen
Rumah tangga produsen atau RTP adalah pelaku ekonomi yang kegiatannya meningkatkan nilai guna suatu barang agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau dengan kata lain RTP yang melakukan kegiatan produksi. Oleh karena itu, RTP disebut juga sebagai perusahaan. Dalam melakukan kegiatan produksi, perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi atau faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga konsumen, baik faktor produksi asli yang terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun faktor produksi turunan yaitu modal dan kewirausahaan. Di samping melakukan kegiatan produksi dan sebagi pengguna faktor produksi, sama halnya dengan RTK, RTP juga melakukan sejumlah pengeluaran untuk membayar pajak kepada pemerintah dan kewajiban lainnya.
Faktor-faktor produksi
Adapun pengelompokkan faktor produksi yang digunakan perusahaan adalah sebagai berikut :
Sumber daya alam.
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang tersedia di alam yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sepert tanah, air, sinar matahari, hasil tambang, hasil hutan dan laut.
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia (tenaga kerja), meliputi tenaga jasmani dan rohani yang diperlukan untuk mengambil dan mengolah sumber alam, hingga menjadi benda yang lebih berguna.
Sumber daya manusia (tenaga kerja), meliputi tenaga jasmani dan rohani yang diperlukan untuk mengambil dan mengolah sumber alam, hingga menjadi benda yang lebih berguna.
Jenis-jenis tenaga kerja.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja terdiri dari :- Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
- Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.
- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan khusus dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan kuli panggul.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja terdiri dari :
- Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.
- Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
Sumber daya modal
Sumber daya modal, yaitu barang-barang (sarana) yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang lain, misalnya: bahan mentah, mesin dan peralatan.
Jenis-jenis modal
Berdasarkan sumbernya
- Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.
- Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya,
- Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan.
- Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya
- Modal individu, yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
- Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contoh : rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Modal dibagi berdasarkan sifatnya
- Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.
- Modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
Kewirausahaan
Kewirausahaan atau keahlian, yaitu kemampuan mengombinasikan sumber daya (alam, tenaga kerja, dan modal) dan bertanggung jawab atas kelancaran usaha produksi.
Sumber daya di atas jumlahnya terbatas, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas. Kenyataan ini terbukti dari sulitnya manusia memperoleh sumber alam, tenaga kerja, modal maupun wirausaha.
Fungsi produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan antara produk (output) yang dihasilkan dengan faktor produksi yang digunakan. Secara sistematis fungsi produksi dinyatakan sebgai berikut :Q = f (R,L,C,T)
Keterangan :
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
f = Fungsi persamaan produksi
R = Resources atau sumber daya alam
L = Labour atau tenaga kerja
C = Capital atau modal
T = Technology atau teknologi dan keahlian
Fungsi produksi di atas menunjukkan bahwa output suatu perusahaan dihasilkan akibat adanya input yang diproses. Proses dan perubahan input dapat mempengaruhi jumlah dan kualitas output. Sebaliknya, output yang dihasilkan akan dievaluasi. Hasil evaluasi dan penjualan output dapat membantu meningkatkan kualitas input dan proses produksi. Sehingga output yang dihasilkan selanjutnya menjadi semakin baik.
Perilkau produsen
Materi perilaku produsen akan membahas bagaimana produsen memilih kombinasi faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa. Oleh karena itu, kita akan mempelajari teori produksi. Teori produksi menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Analisis teori produksi dalam ilmu ekonomi, dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu teori produksi dengan satu faktor berubah (satu variabel) dan teori produksi dengan dua faktor berubah (dua variabel).Teori produksi dengan satu variabel
Dalam teori ini dinyatakan bahwa satu-satunya faktor yang mengalami perubahan jumlah hanya tenga kerja, sementara faktor lain dianggap tetap.
Perhatikan tabel berikut!
Tabel Hubungan Tenaga Kerja dengan jumlah produksi
Jumlah pekerja
|
Total produk
|
Marjinal produk
|
Produksi rata-rata
|
Tahap
|
1
|
6
|
6
|
6
|
Tahap I
|
2
|
14
|
8
|
7
|
|
3
|
24
|
10
|
8
|
|
4
|
32
|
8
|
8
|
Tahap II
|
5
|
38
|
6
|
7,6
|
|
6
|
42
|
4
|
7
|
|
7
|
44
|
2
|
6,3
|
|
8
|
44
|
0
|
5,5
|
Tahap III
|
9
|
42
|
-2
|
4,7
|
Tahap I, menunujukkan peningkatan total produksi yang tinggi akibat adanya pertambahan tenaga kerja. Hal tersebut ditunjukkan melalui jumlah Marjinal Produk (MP) yang terus meningkat. Produk marjinal adalah tambahan produk yang dihasilkan karena adanya tambahan satu faktor produksi, dalam hal ini adalah tenaga kerja. Nilai MP sama dengan nol, menunjukkan bahwa total produksi sudah mencapai jumlah maksimum.
MP=ΔTP/ΔL
Keterangan :
MP = Marjinal produk
ΔTP = Perubahan total produksi
ΔL = Perubahan jumlah tenaga kerja
Tahap II, menunjukkan peningkatan total produksi yang lambat. Hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya nilai MP dan menurunnya tingkat produksi rata-rata.
AP=TP/L
Keterangan :
AP = Produksi rata-rata
TP = Total produksi
L = Tenaga kerja
Tahap III, menunjukkan pertambahan jumlah tenaga kerja tidak meningkatkan total produksi, bahkan mengurangi total produksi. Melalui pendekatan ini, dijelaskan bahwa seorang produsen harus mengetahui, kapan ia menambah jumlah tenaga kerja dan berapa jumlahnya, agar produk yang dihasilkan dapat memberikan laba maksimal.
Teori produksi dengan dua variabel.
Bedasarkan persamaan fungsi produksi, besar kecilnya jumlah produk yang dihasilkan tergantung pada faktor produksinya, seperti kekayaan alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Faktor produksi tersebut dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan jumlah output yang diinginkan dengan biaya yang lebih murah. Teori produksi dengan dua variabel, menjelaskan perilaku produsen dalam mengkombinasikan dua faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Untuk dua input yang bersifat variabel, keseimbangan produsen dapat dicapai ketika kurva isoquant dan isocost bersinggungan. Kurva isoquant adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan output yang sama sesuai dengan keinginan produsen. Sedangkan kurva isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dua faktor produksi yang dapat dimilki dan digunakan dengan biaya yang sama sesuai kemampuan produsen.
Contoh :
Untuk menghasilkan output sebanyak 100 unit, produsen dapat menggunakan berbagai kombinasi dari penggunaan tenaga kerja dan mesin jahit seperti pada tabel 3.4.
Perhatikan tabel berikut!
Tabel Kombinasi penggunaan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 100 unit output.
Kombinasi
|
Modal
|
Tenaga kerja
|
Output
|
A
|
6
|
1
|
100
|
B
|
4
|
2
|
100
|
C
|
2
|
4
|
100
|
D
|
1
|
6
|
100
|
Peraga kurva isoquant (IQ)
Semakin menjauhi titik nol maka output yang dihasilkan semakin banyak. Pada kurva di atas terlihat bahwa IQ1 sebanyak 100 unit, sedangkan IQ2 mampu menghasilkan lebih banyak output, yaitu sebanyak 200 unit.
Selain itu, produsen selalu berusaha meminimalkan biaya produksi dengan kombinasi penggunaan faktor produksi yang dimiliki. Masih berhubungan dengan contoh di atas, untuk memproduksi 100 unit output, produsen memiliki uang sebesar Rp 1.500.00,00. Dengan uang tersebut, produsen memiliki banyak kombinansi penggunaan faktor produksi, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel kombinasi isocost
Kombinasi
|
Modal
|
Tenaga kerja
|
Total cost (TC)
|
A
|
5
|
1
|
1.500.000
|
B
|
3
|
2
|
1.500.000
|
C
|
2
|
4
|
1.500.000
|
D
|
1
|
5
|
1.500.000
|
Peraga kurva isocost
Kombinasi A sampai dengan C, adalah pilihan kombinasi yang dapat digunakan oleh produsen, dengan mengeluarkan biaya yang sama untuk setiap kombinasi. Dari berbagai pilihan kombinasi yang mampu diterapkan dalam kegiatan produksi, produsen harus memilih kombinasi yang tidak hanya dapat dijangkau oleh perusahaan, melainkan juga mampu memberikan kepuasan maksimal. Kombinasi yang memberikan kepuasan maksimal bagi produsen adalah ketika kombinasi isocost sama dengan kombinasi isoquant. Hal tersebut digambarkan dengan kurva isoquant yang bersinggungan dengan kurva isocost. Berdasarkan conntoh di atas, maka kombinasi yang diambil oleh produsen adalah kombinasi C.
Peraga Kurva persinggungan isocost dengan isoquant
0 Komentar